Secret Society Records adalah label independen asal kota Manado yang sering terlibat dalam berbagai event kolektif dan perkembangan serta lahirnya geliat shoegaze di Manado.
Keterlibatan mereka dalam event berkala seperti Wave of Collapse yang biasanya menghadirkan jenis musik shoegaze dan dream-pop adalah hal baru di komunitas musik lokal Sulawesi Utara.
Mereka juga telah menaungi beberapa band seperti Domein, Cain, dan band-band new wave hardcore juga untuk merilis karya-karya musik dalam platform digital. Kali ini Metallagi berkesempatan mewawancarai Jonah Mekel, salah satu motor Secret Society Records.
Q: Kapan Secret Society Records berdiri dan apa yang melatarbelakanginya?
A: Setelah perilisan debut EP Domein, saya bersama Yobel berencana untuk mengembangkan skena shoegaze di Manado. Agar bisa lebih mandiri kami memiliki ide untuk mendirikan label yang bisa menaungi band-band shoegaze di Manado.
Q: Genre seperti apa (secara garis besar) yang dinaungi dan ingin dinaungi Secret Society Records, dan mengapa?
A: Secara garis besar kami ingin menaungi genre shoegaze tapi kami juga terbuka untuk genre metal, pop rock, hardcore, indie rock, dan musik alternative lainnya. Sebelum kami mendirikan Secret Society Records, kami berencana untuk eksklusif ke genre shoegaze saja tapi setelah beberapa pertimbangan kami memilih untuk membuka lowongan ke berbagai genre alternative lainnya. Mengingat rilisan pertama Secret Society Records sendiri bergenre hardcore.
Q: Seberapa relevan genre terkait di era sekarang semenjak AI berkembang dan kreativitas manusia ditantang, bagaimana pandanganmu tentang itu?
A: Pada segi musikalitas menurut saya genre seperti shoegaze dan hardcore masih belum terlalu terjamah campur tangan AI. Lain cerita pada segi visual. Dengan harga yang gratis dan produksi yang instan, AI seringkali menjadi destinasi beberapa band untuk membuat artwork. Secret Society Records sendiri agak ketat dalam pemilihan artwork karena kami tidak menerima perilisan yang 100% menggunakan gambar AI sebagai artwork. Menurut saya penggunaan AI sah-sah saja tapi jangan sampai 100% mengandalkan AI hehehe. Jika digunakan dengan tepat, AI juga bisa menjadi sarana proses kreatif yang unik.
Q: Menurut pandanganmu, mengapa shoegaze kembali diminati?
A: Menurut saya shoegaze kembali diminati karena elemen-elemen yang ada pada musik shoegaze cukup relevan untuk melampiaskan keresahan anak-anak muda jaman sekarang. Mulai dari mood sedih, amarah, nostalgia semuanya ada pada genre ini.
Q: Perkenalkan sedikit tentang band/project kamu dan apa goals-mu dalam bermusik.
A: Saat ini band saya yang sedang aktif ada 7 band: Domein, Swan Drift, Doverline, Sacrify, Juice, Make You Pay, dan xMindset47x. Semua band tersebut sedang dalam proses rekaman dan akan merilis materi-materinya dalam waktu dekat. Goals saya dalam bermusik kurang lebih melampiaskan emosi dan keresahan-keresahan saya hehehe.
Q: Apakah kiat kolektif dalam perskenaan lestari sebagai bentuk kemandirian komunitas itu sendiri? Bagaimana dirimu melihat ekosistem tersebut di kota Manado?
A: Menurut saya, kolektif punya peran penting dalam menjaga keberlangsungan skena lokal. Di Manado sendiri, karena belum terlalu terhubung dengan industri musik arus utama, kolektif menjadi wadah untuk saling support. Baik dari segi alat, venue, sampai dokumentasi dan promosi rilisan.
Ekosistem musik di Manado sekarang ini sedang berkembang pesat. Pada Februari awal tahun ini saja kita sudah disambangi Keep It Real (Malang), lalu disusul Enola (Surabaya) pada bulan Juli, kemudian Dazzle (Malang) dan Destiny (Singapore) pada Agustus ini. Kehadiran mereka cukup mendorong semangat teman-teman di sini buat terus rajin bikin rilisan dan bikin acara.
Shout out to Madxluck, Moshpit Records, No Match Records, New Blood Academy, Cult Of Distortion, Manado Movement, Pabrik Aesthetic, dan Ugal-Ugalan Klab. Rest In Love kak Pums. Beliau adalah sosok yang membuat kami terus semangat dalam membangun kolektif DIY.

Q: Bagaimana dengan pasar di luar Manado, Secret Society Records akan mengundang band Enola misalnya dalam rangka bagian dari tour mereka, apakah itu juga bagian dari pengenalan komunitas dan branding kepada khalayak diluar daerah atas eksistensi komunitas lokal Manado?
A: Sebelumnya saya ingin mengkonfirmasi kalau yang mengundang Enola sebenarnya bukan Secret Society Records tapi Wave Of Collapse hehe… Kebetulan hampir semua crew Secret Society Records terlibat juga dalam kolektif Wave Of Collapse.
Kami melihat momen ini sebagai kesempatan emas untuk memperkenalkan skena lokal Manado ke audiens yang lebih besar. Dengan menghadirkan band dari luar, pastinya akan memperluas relasi dan audiens kami. Selain itu, ini juga jadi momen penting untuk menunjukkan bahwa Manado juga punya skena yang serius dan potensial.
Q: Apa rencana ke depan dan harapan kalian terhadap gerakan yang sedang kalian perjuangkan?
A: Harapan saya semoga skena musik lokal manado bisa terus berkembang dan terus konsisten berkarya. Semoga khalayak luar daerah bisa terus terekspos dengan karya band-band dari manado biar tau kalau musik dari manado itu tidak hanya disko tanah saja hehehe.
Semoga juga kedepannya kita bisa ngundang band yang tidak hanya dari luar daerah tapi dari luar negeri. Saya pernah ngobrol sama rekan-rekan Secret Society Records kalau tujuan akhir label ini tuh ngundang Title Fight soalnya nama records label kita tuh dari lagunya Title Fight yakni “Secret Society” hehehe.
cool ass stuff