
Ungkapan kekhawatiran di setiap fase kehidupan merupakan tema subjektif yang mewakili problema kehidupan setiap manusia yang di kemas di dalam album terbaru PACIFICMYTH.
16 September kemarin PACIFICMYTH mengumumkan peluncuran EP album terbarunya bertajuk “Man of Honour” yang dirilis secara independen dan sudah di sebarluaskan melalui digital platform. EP album tersebut berisikan 5 track catchy serta dibalut dengan sound yang heavy.
“Man of Honour” merupakan luapan kegelisahan yang ada di dalam benak setiap manusia, terutama pada fase-fase terberat untuk menjalani sebuah kehidupan. Lewat EP album ini PACIFICMYTH ingin merepresentasikan bagaimana setiap manusia mampu untuk menghadapi rasa kekhawatiran yang berdampak pada keterpurukan, keyakinan dan juga iman yang ada di dalam diri manusia, serta mencoba bangkit dari berbagai permasalahan duniawi.
PACIFICMYTH merupakan salah satu unit metalcore asal Malang yang terbentuk dari tahun 2015 dan di gawangi oleh 4 pemuda yaitu Ardy Agil pada (vocal), Unda Rikmana pada (guitar), Aryawardhana pada (keyboard & Synth), dan Asfa Firosa pada (drum).
Setelah sukses merilis debut single “Convenant of Stone” pada 2020 serta single kedua “Hiraeth” pada bulan April lalu, dua track tersebut nampaknya juga akan masuk kedalam EP terbaru mereka. PACIFICMYTH mencoba menjelaskan soal kompleksitas yang dibalut menjadi sebuah kesatuan yang terbagi dari 5 track di EP album ini.
Mulai dari track “Odessa” yang didapuk sebagai track pembuka yang menceritakan tentang perang batin dalam fase hidup manusia yang berakhir dengan kepasrahan. Di lanjut dengan track “Man of Honour” yang ingin mencoba berdiri dan melawan setiap keterpurukan.

setelah itu ada “Hiraeth Single” yang telah dirilis dan ingin mencoba memberi gambaran seperti apakah rumah itu. Selain itu juga ada “The Mausoleum” satu babak yang mempunyai makna yang dalam tentang kepergian, kehilangan, dan kenangan indah terbungkus menjadi satu sebuah penghormatan. Pada track pamungkas ditutup oleh “Convenant of Stone” sebagai puncak klimaks di dalam EP album ini yang menceritakan tentang keteguhan hati dan keimanan, dua elemen tersebut menjadi kunci keselamatan.
Proses penggarapan EP album “Man of Honour” bisa di bilang memakan waktu yang cukup lama kurang lebih 2 tahun. Dalam proses produksinya sendiri sempat berhenti pada tahun 2020 karena faktor pandemi dan aktif kembali tahun 2021.
Untuk materi dan aransemen lagu dikerjakan oleh gitaris mereka Unda Rikmana yang kemudian dilanjutkan dalam proses penulisan lirik oleh Aryawardhana dan Ardy Agil. Dalam proses pengerjaan EP album “Man of Honour” PACIFICMYTH bekerja sama dengan Willy Juno (@willy_jayakusuma) sebagai juru rekam hingga merambah ke proses mixing, mastering sekaligus beliau juga mengisi part vokal (clean) pada tiap track yang ada di dalam EP album tersebut. Dan untuk artworknya sendiri di eksekusi oleh Januarispo Pratama (@gambarispo). EP Man of Honour dari PACIFICMYTH sudah bisa kalian nikmati di platform digital (spotify, apple music, youtube dan deezer).
“Fear is one of the greatest enemies of humanity in present world. It renders even the strongest
person powerless. We all have to be brave to face what life throws at us and sometimes the difficulties
of our everyday lives can get us down.” – Aryawardhana
Written by Gidion Puia Alam
