Datang bertemu untuk berkarya, band brutal death metal, PARAPLEXIA beranggotakan hanya dua orang berbeda kota, yakni Jossi Bima (vocal) dari Kediri dan Dwiki Yulianto (gitar) dari Pasuruan. Dua personil yang menjalin “hubungan” LDR ini berkembang sangat pesat. Di pertengahan tahun kemarin, mereka telah meluncurkan Demo 2021. dan di tahun 2022, mereka membuat sebuah EP album yang rilis di bulan Februari 2022 yang berjudul “ENDLESS DEMISE IN DEPRAVITY”, dirilis oleh Inherited Productions.
Di EP mereka ini menyuguhkan versi lagu yang sangat-sangat kencang brutal dengan komposisi Nuansa musik yang terkandung sedikit dissonance pada gitar, hyperblasting pada drum, dan low guttural pada vokal. EP ini lebih menonjolkan ego dari masing-masing personil, jadi bagi mereka lebih bebas dalam mengekspresikan konsep musik yang diinginkan masing-masing personil.
Dengan artwork seram bergambar seorang wanita yang perutnya terburai dicengkram banyak tangan, art itu karya dari AZIZ BLACKSTORY. Di EP album mereka ini, mereka menyampaikan agar para pendengar tidak terbuai akan urusan duniawi yang sifatnya hanya temporer.
Bukan hanya itu, bahkan juga kangdungan makna dari album ENDLESS DEMISE IN DEPRAVITY yaitu tentang kerusuhan dunia yang semakin tak terbendung. Kerusuhan itu meliputi tentang adu domba, pemerkosaan, dan konflik-konflik lainnya.
Mimin sendiri yang akhirnya tertarik untuk mengulas band tersebut, mimin langsung chat pribadi dengan salah satu personil yaitu, Dwiki untuk menanyakan sedikit pertanyaan random, mimin menanyakan soal arti nama band dan kenapa memilih konsep ngeband hanya dengan dua personil (two-man).
“Untuk nama PARAPLEXIA sendiri yang berarti cidera tulang sumsum belakang, kami benar-benar sangat random untuk memilih nama band itu sendiri hehe, dan kenapa kita memilih two-man, karena menurut kami juga memikir sangatlah tidak terlalu ribet banget bahkan untuk kendala sendiri alhamdulillah tidak ada sama sekali, karena proses dan hasil rekaman sesuai dengan kemauan antar personil,” jawab si Dwiki.
PARAPLEXIA berpesan berharap agar para penikmat musik underground lebih meningkatkan minatnya dalam membeli rilisan fisik, karena dengan membeli rilisan fisik, hubungan antara penikmat musik dan pelaku musik bisa lebih intens dan juga pastinya akan menambah pertemanan.
Untuk skena musik lokal yaitu tetap produktif dalam berkarya, tetap konsisten, meskipun kita sedang dilanda pandemi yang tak kunjung usai. Dan tentunya selalu memberikan inovasi-inovasi terbaru di skena musik lokal agar bisa berkembang dan mengudara ke depannya.
Situs PARAPLEXIA:
Fb: facebook.com/paraplexia
Ig: instagram.com/paraplexia.official


