Filial menyajikan dan menceritakan tentang kisah percintaan yang dicampur dengan genre post-black, curhatan hati menuangkan emosional diri menjadikan sebuah karya epik.

Filial menunjukan dan menceritakan kisah romansa dan hal tersebut adalah hal yang sangat rumit dalam kehidupan. Di materi terbaru ini lebih menonjolkan kisah sepasang kekasih, namun berakhir dengan hal-hal yang membuat mereka terpaksa berpisah, apakah ini curhatan hati dari sang personil?

Projek solo post-blackmetal/blackgaze dari Dwiki Yulianto ini telah merilis materi terbaru yang berjudul “Glance (The Last Summer)”. Band yang bernama Filial ini telah menyajikan musik yang sangat epik dan telah rilis pada 13 Juni 2024 kemarin.

Ada yang berbeda dari kancah musik keras Indonesia ini. Banyak sekali band-band musik keras menceritakan tentang pembunuhan, lingkungan, sosial bahkan keagamaan, tapi kali ini mimin menemukan band yang sangat unik menurut mimin. Filial menyajikan dan menceritakan tentang kisah percintaan yang dicampur dengan genre post-black, curhatan hati menuangkan emosional diri menjadikan sebuah karya epik.

“Dan mungkin bisa jadi salah satu elemen kehidupan yang semua orang pasti tidak menginginkan hal itu. Sedangkan untuk album yang akan datang Filial juga mungkin lebih menceritakan tentang perjalanan maupun pengalaman hidup saya,” kata Dwiki.

Dwiki yang merupakan personil dibalik Filial ini menjalankan semua proses single baru tersebut dikarenakan Filial belum mempunyai label sampai untuk album mendatang Filial kedepannya. Kebetulan ini projek solo, jadi semua proses kreatif Dwiki yang kerjakan. Namun untuk sesi vokal Dwiki dibantu oleh Jihad dari Dawn of Impurity, lalu untuk single terbaru ini Dwiki juga dibantu oleh Widya, teman Dwiki yang berasal dari Solo.

Dwiki juga menyampaikan hal ini kepada Metallagi.com bahwa proyek musiknya ini akan terus membuat komposisi musik yang terbaik kedepannya.

“Tentunya saya berharap musik dari Filial ini bisa diterima di kalangan pecinta musik, dan saya berharap scene musik lokal tentunya di Pasuruan bisa terus memberikan warna baru, dan juga bisa melahirkan talenta-talenta baru yang mungkin bisa dikatakan sebagai regenerasi kedepannya. Kemudian kalau bisa movement yang ada di Pasuruan ini harus terus berlanjut sampai kapanpun, agar ekosistemnya terus terjaga dan berkembang,” pesan Dwiki.