Belakangan ini saya mendapatkan dua kabar yang sangat menyenangkan dari salah satu band favorit saya, yakni Tiresome. Kabar pertama adalah perilisan maxi single terbaru mereka, dan kabar lainnya adalah rencana tur mereka yang diagendakan akhir tahun 2025 ini.
Tepat pada Jumat, tanggal 24 Oktober 2025, kurang lebih pada pukul 13.00 WITA, informasi yang saya dapatkan melalui laman sosial media Instagram Tiresome , maxi single “Umbra//Ursula” resmi mengudara di seluruh layanan platform digital seperti Bandcamp, Apple Music, dan Spotify.
Tentang Tiresome
Tiresome adalah unit alternative rock yang terbentuk di tahun 2024 silam, beranggotakan tiga kawan yang memiliki domisili berbeda-beda kota, mereka adalah Firli Yogiteten (vokal) yang berdomisili di Bolaang Mongondow Timur, Aries Ishak (gitar) yang berdomisili di Gorontalo, dan Sadam Mamonto (drum) yang berdomisili di Manado. Namun, perbedaan domisili tersebut bukan menjadi penghalang mereka dalam hal produktifitas berkarya.
Terbukti dalam setahun belakangan ini, mereka telah merilis total dua maxi single dan sebuah EP, masing-masing dari maxi single tersebut adalah “Lethargica//Corkscrew”, “Umbra//Ursula” yang baru saja dirilis, dan EP Bleeder yang dirilis pada tanggal 18 Oktober 2024 silam.
Memilih nama Tiresome sebagai nama band, karena terinspirasi dari salah satu judul lagu dari Drug Church yang ada di album Hygiene. Kebetulan juga pada waktu itu, lagu ini adalah salah satu lagu yang tidak lepas dari playlist mereka. Awalnya mereka ingin memberi nama band dengan nama Corkscrew, namun dikarenakan sudah ada band yang menggunakan nama itu, maka dipakailah Corkscrew hanya sebagai judul lagu di maxi single perdana mereka.
Tentang Maxi Single Umbra//Ursula
Maxi Single Umbra//Ursula dirilis via Loverman Records Surabaya, pada tanggal 24 Oktober 2025, tepat pukul 13.00 WITA.
Ada beberapa perbedaan mendasar dari rilisan Tiresome sebelum-sebelumnya dengan maxi single “Umbra//Ursula” kali ini. Mulai dari perubahan arah musik, perubahan bahasan lirik, hingga sedikit perubahan pada mood vokal.
Jika pada “Lethargica//Corkscrew” mood vocal dibuat seperti orang yang bosan dengan rutinitas pekerjaan, atau pada EP Bleeder Mood vokalnya yang lebih seperti orang yang benar-benar marah dan kesal dengan situasi toxic di lingkungan pekerjaan, maka pada maxi single “Umbra//Ursula” mood vocal lebih terdengar santai dibandingkan dengan beberapa rilisan sebelumnya, mungkin itu senada dengan bahasan lirik yang mereka suguhkan.
Warna musik yang disajikan oleh Tiresome lewat “Umbra//Ursula” adalah sebuah upaya mereka menjawab pertanyaan tentang seluas dan seluwes apakah kemungkinan padu-padan emo/post-hardcore dan alternative rock? “Umbra//Ursula” menyajikan musik yang dipengaruhi oleh band-band post-hardcore era modern seperti Modern Color dan Basement, lalu juga dari band alternative 2000-an seperti Incubus.
Formula musikal itulah yang mereka komposisikan sedemikian rupa dengan hook yang lebih pop, kemudian dibungkus dengan sound yang berusaha membaurkan antara musik post-hardcore/emo dan alternative rock, sehingga terciptalah Umbra//Ursula itu sendiri.
Perbedaan arah musik itu dibarengi dengan perubahan tema dalam penulisan lirik. Pada rilisan sebelumnya, Tiresome membahas seputar keresahan dari para pekerja kantoran, tentang lingkungan kerja toxic, kali ini Tiresome mengambil jalur berbeda dengan tidak membahas apa yang telah menjadi ciri khas mereka pada rilisan-rilisan sebelumnya.
Mengambil tema yang lebih universal, Teten selaku penulis lirik memilih bahasan dan perspektif yang lebih luas, bukan lagi tentang individu yang terjebak dalam rutinitas, melainkan refleksi atas rasa kesedihan, rasa bersalah dan juga pergulatan batin manusia secara lebih luas.
“Rasanya kami (para personil Tiresome) telah memasuki fase ini: melewati banyak keputusan keliru, jatuh dalam kegagalan, melakukan banyak kesalahan, dihantui rasa bersalah. Tapi kami sadar bahwa segalanya pada akhirnya membentuk kami hari ini,” ujar Teten dalam press release.
Salah satu tantangan dalam penggarapan Umbra//Ursula selain masalah jarak, adalah waktu penggarapan yang lebih lama dibandingkan dengan rilisan-rilisan Tiresome sebelumnya. Proses diskusi mulai dari workshop sampai proses rekaman terbilang cukup memakan waktu, terlebih ada banyak hal yang harus berubah dari rencana awal.
Tapi itulah yang akhirnya membuat Tiresome lebih terasa menjadi sebuah band. Apalagi jika dibilang, para personil Tiresome lebih banyak bertatap muka hanya saat sedang tur, sementara proses rekaman dilakukan jarak jauh melalui proses saling lempar refrensi secara singkat.
Aries selaku gitaris menambahkan, “Kali ini kami ingin menekankan bagaimana kami ingin dikenal betul sebagai sebuah band. Tetap dengan referensi musikal baru di tiap rilisan, tapi sekaligus juga makin menguatkan ciri khas Tiresome itu sendiri,” katanya.
Sedangkan bagi Sadam, dia merasa “Umbra//Ursula” menjadi materi paling kasual yang pernah mereka tulis.
“Sekalipun ada ciri khas yang selalu ada sejak awal–seperti part breakdown.” Tutupnya.
Dengan perbedaan domisili, penggarapan materi biasanya mereka lakukan secara daring, lewat Whatsapp, atau lewat Google meet. Kebetulan juga saat ini Teten sedang melakukan studi di Yogyakarta sehingga proses perekaman materi terbaru “Umbra//Ursula” baru-baru ini dilakukan lintas kota, antara Yogyakarta dan Gorontalo. Perekaman vokal dilakukan di Kanawa Records, Yogyakarta, sedangkan perekaman gitar, bass dan vokal latar dilakukan di Tangku House, Gorontalo. Bagian drum sendiri dilakukan terpisah di Lunar Studio, Gorontalo.
Dari segi cover, Tiresome memberikan kepercayaan kepada Grady Immanuel, fotographer asal Manado yang menghadirkan interpretasi visual dari “Umbra//Ursula”, dengan bantuan Lia selaku model. Overall, “Umbra/Ursula” menjadi sebuah karya dari skena permusikan indie Sulawesi Utara yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Maxi single dengan lirik berbahasa Inggris ini menjadi sebuah karya yang tepat untuk didengarkan para individu yang sedang ingin merenungkan hidup, bermuhasabah diri, atau sekadar mengingat-ingat kembali atau bahkan mencoba berdamai dengan rasa sedih, rasa kesal atas keputusan yang pernah salah diambil. Bagi saya, bisa dibilang ini adalah cara para personil Tiresome untuk menggalaui kehidupan dengan cara berkelas.
“Umbra//Ursula” juga sangat direkomendasikan bagi para pecinta musik yang sangat menyukai musik post-hardcore/emo ala-ala Drug Church, Basement, dan Modern Colour, yang dikomposisikan sedemikian rupa dengan tambahan unsur musik alternative 2000an ala-ala Incubus.
