Relentless Persecution: Pengantar Album Debut Dyslexia

Syaifullah Maruf 27 Mei 2025

Di tanah yang sungkan disebut dalam peta besar musik ekstrem Indonesia, Kendari, menyimpan bara yang menyala menolak padam. Dyslexia adalah bara itu, kuartet slamming brutal death metal (SBDM) yang kini tengah menyalakan kembali harapan akan regenerasi ekstrem metal di Kota Lulo.

Setelah melewati dinamika pergantian personel dan medan skena yang lesu, Dyslexia bersiap membawa album penuh perdana Infliction of Agony di bawah label kenamaan Brutal Mind. Sebagai pengantar menuju album debut tersebut, single bertajuk “Relentless Persecution” dilepas ke ruang dengar publik pada 16 Mei 2025.

Single yang menjadi salah satu penanda penting dalam karier Dyslexia ini, menampilkan kolaborasi vokal dengan Aditya Prakoso (Gerogot) di Surabaya, satu nama yang tidak asing di ranah death metal Indonesia. Kolaborasi ini berawal dari komunikasi sederhana via WhatsApp dan berkembang menjadi sesi pertukaran materi kreatif lintas pulau yang mengisi warna baru departemen vokal dalam balutan sound yang menggelegar.

Meski tidak berasal dari episentrum metal nasional seperti Bandung atau Jakarta, keberanian Dyslexia untuk menembus batas geografis terbukti dengan kerja keras mereka menuntaskan proses rekaman album di Witchery Labs (Kendari) hanya dalam empat shift. Mixing dan mastering dipercayakan kepada Indra Komenk dari Texas Sicklab (Sidoarjo)— sekali lagi, kolaborasi lintas kota yang mencerminkan jaringan kerja keras skena musik bawah tanah Indonesia. Sampul album juga digarap serius oleh Aghy Purakusuma, artworker yang reputasinya sudah dikenal luas dalam ranah musik ekstrem nasional.

Band yang digawangi oleh Wijayanto (vokal), Adi Pratama (gitar), Muhammad Andriawan (bass), dan Wahyu Danang Irawan (drum) ini menyodorkan kebisingan terarah disertai narasi kekejaman mental yang diolah cukup baik. “Relentless Persecution” dibangun di atas tema sentral berupa tindakan penyiksaan tanpa henti oleh seseorang dengan gangguan jiwa. Begitupun seluruh lagu dalam album ini, mengusung eksplorasi sadistik yang lugas, tanpa dibebani pesan moral atau kritik sosial—murni sebagai penggambaran ekstrem dari sisi tergelap manusia, tema yang sebetulnya sangat klise untuk disiplin genre serupa.

Dyslexia
Dyslexia

Namun, meski berkutat dalam tema lirik yang sangat klise dan berada dalam genre yang cenderung repetitif secara struktur, Dyslexia mampu merancang komposisi dengan variasi antar part yang tidak diulang kembali seluruhnya, membuat setiap trek terdengar sedikit progresif meskipun diikat oleh estetika slamming yang khas. Ini menjadi salah satu cara mereka menjaga daya tarik di tengah keterbatasan bentuk yang ditawarkan oleh genre tersebut.

“Struktur lagu disusun dengan beberapa part, dan setiap part diulang beberapa bar. Namun tidak ada part yang di-callback dengan tujuan agar tidak terdengar monoton,” jelas pihak band kepada penulis.

Sayangnya, semua ini berangkat dari kenyataan pahit, skena ekstrem metal Kendari sedang mengalami penurunan signifikan. Di tengah kemandekan itu, Dyslexia memilih untuk tidak berhenti berkarya, justru menjadikan situasi tersebut sebagai motivasi untuk membakar semangat musisi lokal lainnya. Dalam sempitnya panggung dan terbatasnya eksposur, mereka membangun visi jangka panjang: membawa Dyslexia ke panggung-panggung luar negeri, bukan sekadar sebagai band pinggiran, tetapi sebagai simbol bahwa ekstremitas bisa lahir dari mana saja.

Bagi Dyslexia, resistensi terhadap stagnasi tidak perlu dirayakan dengan selebrasi, melainkan diwujudkan lewat karya-karya yang mencabik, menghantam, dan meninggalkan jejak luka di telinga pendengarnya.

Daftar trek album Infliction of Agony

  1. Mal’tret (Intro)
  2. Genital Slaughtered Organ
  3. Method Surgical Rectum
  4. Relentless Persecution
  5. Inhuman Butchery
  6. Stuck In Agony
  7. Destroys Fragile Life
  8. Grisly Barbaric
  9. Infliction Of Agony

 

 

Syaifullah Maruf

Penulis adalah kontributor tetap di Disiden Bisu dan cukup sering menjadi penulis lepas di beberapa media cetak/online Sulawesi Selatan.

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait