Bukan hal tabu dewasa ini kalau musik punk dan hardcore menjadi bagian integral dari kehidupan penggemar sepakbola.
Cukup banyak band pada disiplin genre hardcore dan punk yang secara terbuka menyatakan dukungan terhadap sebuah klub sepakbola dari daerah mereka berasal. Termasuk Kota Makassar, kota yang tidak afdal jika tidak dikaitkan dengan klub sepakbola kebanggaannya, PSM Makassar. Bukan hanya bagi masyarakat Makassar tapi bagi masyarakat di Pulau Sulawesi pada umumnya.
Kecintaan kepada tim yang dijuluki Pasukan Ramang itu pulalah yang memicu Kamar Gelap merilis single keduanya bertajuk “Bertarunglah Kebanggaanku” dalam format digital pada tanggal 16 April 2025 pukul 19:15 WITA. Pemilihan waktu rilis yang tidak asal pilih. Tanggalnya untuk memperingati dua tahun lalu saat PSM Makassar resmi merengkuh gelar juara liga kasta tertinggi di Indonesia, sedangkan waktunya menyesuaikan dengan tahun terbentuknya klub sepakbola tertua di Indonesia tersebut, 1915.
Musik, Lirik, Hingga Dedikasi

Trek lagu dibuka dengan kumpulan suara komentator pertandingan Pasukan Ramang. Disusul dengan ketukan solid berbalut riff pada tuning drop D yang penuh semangat. Buyung yang menulis lirik menyajikan frasa yang lugas dan langsung ke inti, “Ewako, PSM! Paentengi siri’nu!” menjadi bagian yang menyulut optimisme pendengar dan supporter.
Artikulasi vokal scream Ismail yang terbilang baik memudahkan pendengar untuk segera menghapal lagu, cikal bakal chant baru para supporter saat di tribun. Band ini juga tidak lupa menyisipkan bagian groovy sebagai stimulus untuk ber-headbang. Sebagai puncak dedikasi dalam lagunya, mereka menutup trek dengan yel-yel wajib “Ewako, PSM Makassar!”
Meski terbilang cukup simpel tanpa memamerkan musikalitas tingkat tinggi, Kamar Gelap sejauh ini selalu mampu memberi sentuhan magis dan menghidupkan musiknya. “Bertarunglah Kebanggaanku” menjadi lagu kedua yang merupakan bentuk dedikasi Kamar Gelap bagi orang-orang penting dalam hidup mereka.
Sebelumnya pada tahun 2017, mereka merilis debut single berjudul “Bangkit! (Kita Merdeka)” yang didedikasikan kepada mendiang Zulfikar, salah satu founder sekaligus saudara dari Buyung, sebagai pengabadian semangatnya. Bagi Kamar Gelap, mendedikasikan sebuah karya untuk sesuatu merupakan kewajiban agar semangat manjadi abadi dan sebuah karya memiliki nyawa.
Sejarah Awal dan Agenda Mendatang

Kamar Gelap dibentuk pada awal tahun 2013 oleh Zulfikar dan adiknya, Buyung, beserta Ismail. Mulanya, band ini sering memainkan lagu-lagu dari PAS Band, Seringai, Taring, dan sebagainya. Hingga akhirnya mereka memutuskan membuat lagu sendiri guna dibawakan pada acara gigs lokal, dan mengajak Riswan sebagai pelengkap formasi. Sayangnya, belum sempat merilis satu pun karya, Zulfikar berpulang.
Tidak ingin berlarut dalam kesedihan, Kamar Gelap menggaet Yusdi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Zulfikar. Bersama gitaris kidal ini, Kamar Gelap berhasil menelurkan debut single “Bangkit! (Kita Merdeka)” sebagai penghormatan atas legasi yang ditinggalkan Zulfikar. Tidak berselang lama, Kamar Gelap kembali ditinggalkan Riswan. Kali ini karena alasan pekerjaan yang menuntut prioritas bassis pertama mereka tersebut.
Walau baru memiliki rilisan dua lagu, namun kuartet hardcore berusia lebih satu dekade ini sangat kenyang pengalaman tampil di berbagai event musik lokal Sulawesi Selatan. Kamar Gelap yang kini digawangi oleh Abdul Akbar a.k.a. Buyung (drum), Ismail (vokal), Yusdi Rahmat (gitar), dan Rasuli (bass), tengah mempersiapkan single ketiga sebagai jembatan menuju mini album mereka yang direncanakan rilis di penghujung tahun ini. Kepada siapa karya selanjutnya mereka persembahkan? Baiknya kita tunggu gebrakan mereka berikutnya. Ewacore!
