Konten lirik yang kami ekspresikan di EP ini hampir semua tentang bagaimana merangkul kebebasan dan otonomi diri. Itulah mengapa tajuk itu dipilih. Jadi, Deklamasi Kutukan Motilitas bermakna pembacaan puisi tentang individu yang dikutuk merdeka, dan memilih mengamini dan menghidupi kutukan kemerdekaan itu.
Julian Sadam merupakan rapper yang domisili di Surabaya. Sebelum “bikin onar” di skena hiphop ia sebelumnya telah dikenal lewat aktivitas seninya di band celtic punk bernama Black Rawk Dog. Selain itu, ia juga aktif menulis di berbagai zine dan menerbitkan novel Satu Kosong.
Barulah sejak 2021 ia memulai karir rap-nya secara serius dengan merilis EP berjudul “Profan”. Tidak lama setelahnya ia bergerak lebih liar lagi dengan membuat zine Hiphop Grak untuk mendokumentasikan berbagai kejadian hiphop lokal.
Adalah suatu kehormatan bagi Metallagi bisa ngobrol melalui Whatsapp lumayan panjang dengannya pada 2 Februari 2025 membicarakan EP album kolaborasinya yang baru bersama DX dan Pathos. Simak!
Q: Bisa dijelaskan secara umum tentang apa itu Deklamasi Kutukan Motilitas?
A: Pertanyaan ini baiknya DX aja yang jawab karena yang bikin tajuk dia. Ini jawaban dari DX “Deklamasi Kutukan Motilitas itu projek EP rap kolaborasi lintas pulau. DX dari Makassar, dan Julian Sadam dari Surabaya mengisi divisi pelontar rima, dan Pathos dari Karanganyar divisi beatmaking.”
Q: Kapan rilisnya dan di mana saja?
A: Mei 2024 itu rilis digital bandcamp via kongsi Skeptical Records dan Eastdome, gak lama setelah itu dilepas di semua digital platform, baru Februari 2025 ini kita rilis kasetnya.
Q: Saya mendengar kabar, bahwa ini dirilis dalam kaset pita menggunakan kertas bekas. Kenapa kamu melakukan itu?
A: Karena aku punya beberapa stok kertas daur ulang dan nampaknya keren gitu kalau dibuat untuk materi-materi cetak rilisan fisik. Jadi eksperimen lah.
Q: Bagaimana prosesnya?
A: Proses pembuatan kertas daur ulangnya? Cuk panjang kalau dijelasin Gik whaha, ada tuh videonya di reels IG-ku hahaha. Kalo proses cetaknya kayak nge-print biasa pakai printer, cuma pr-nya harus milih dan milah kertas yang gramasinya sesuai, sama mencari tukang cetaknya, karena gak semua percetakan mau menerima cetak di kertas daur ulang.
Q: Ide pemakaian kertas bekas ini apakah juga berangkat dari kesadaran soal gerakan ramah lingkungan, zero waste dan sebagainya? Bagaimana pendapatmu?
A: Nggak sih, pemakaian kertas daur ulang untuk materi cetak kaset ini alasan estetika aja, dan karena aku punya stok kertas daur ulang yag menumpuk. Untuk membungkus cetakan liner note, leaflet lirik dan stiker yang gak cukup dalam case kaset juga pake plastik bening. Tapi, Ide untuk membuat kertas daur ulangnya emang datang dari kesadaran itu; mendaur ulang sampah kertas, dan mengurangi produk sekali pakai, walau akupun gak begitu yakin giat macam ini akan mengubah dunia jadi lebih baik di tengah masyarakat yang serba praktis, karena seringkali kegiatanku lainnya kayak mengumpulkan cangkang telur, ngumpulin sisa minyak goreng dalam botol berakhir dengan omelan orang-orang rumah sendiri “ngumpulno sampah ae kyok pemulung!” Haha.
Q: Apa makna dari tajuk Deklamasi Kutukan Motilitas?
A: Ini biar dijawab DX “Tajuk Deklamasi Kutukan Motilitas diambil karena tajuk itu bisa menyimpulkan benang merah dari semua isi konten track EP. Meskipun awalnya kami tidak mengonsep apa benang merah EP ini. Kami hanya membiarkannya mengalir, tajuk utama belakangan setelah semua rampung. Alhasil, konten lirik yang kami ekspresikan di EP ini hampir semua tentang bagaimana merangkul kebebasan dan otonomi diri. Itulah mengapa tajuk itu dipilih. Jadi, Deklamasi Kutukan Motilitas bermakna pembacaan puisi tentang individu yang dikutuk merdeka, dan memilih mengamini dan menghidupi kutukan kemerdekaan itu.”
Q: Label rekaman apa yang merilis?
A: Untuk rilisan kaset ini, project bersama antara Statescam Records dan funky Dope Dealer.
Q: Siapa yang menulis lirik?
A: Yang nulis lirik siapa yang punya verse, verse DX ditulis DX, verse Julian Sadam ditulis Julian Sadam.
Q: Apa inspirasinya menulis lirik?
A: Kalau dua lagu yang aku ambil verse awal, aku banyak “nyomot” ide dari zine-zine yang beredar di perpusjal arek-arek kayak Aksara Merdeka, Konspirasi Sel Api, esai-esai Flower Bomb gitu. Jadi kayak proyek melagukan esai-esai nih. Dua lagu lainnya aku ngikutin tema apa yang dibahas DX di verse pertama.
Q: Mulai kapan menyusun lagu ini? singkat saja bagaimana suka dukanya?
A: Idenya mungkin spontan, DX ngajak bikin track kolab, terus kuiyakan sambil nantang “EP sekalian bagaimana?” terus dia mengiyakan. Obrolan berlanjut tuh pas DX transit dari Bandung mau kembali ke Makassar transit di Surabaya kita ketemu sambil brainstorming tipis-tipis soal nuansa musik, influence, dll. Nah terus ada satu kesempatan aku berkunjung ke Solo dan ketemu Pathos, kujelasin sekenanya untuk nuansa musik begini, dan dia setuju. Kayaknya Pathos juga butuh eksplorasi juga karena bouncy trap gini bukan pattern musik yang biasa ia mainkan. Langsung kita melanjutkan obrolan di Whatsapp dan Pathos beberapa mengirimkan materi-materi musiknya, ada banyak beat dia kirim waktu itu sampai akhirnya kesortir 6 nomor di EP ini. Gk ada dukanya sih, senang terus. Paling sedikit berduka kalau rilis kaset gini terus kamu gak beli. Whaha.
Q: Jelaskan awal kamu memulai berkesenian dengan nama “Julian Sadam” sebagai rapper!
A: Awalnya nama pena itu, dulu nulis di blog sama zine2 pake nama itu, eh malah ngerap terus sekalian aja pake nama itu.
Q: Apa saja karya yang telah dirilis?
A: Diskografi yang cukup rapi sih EP Profan tahun 2021, itu juga jadi pertemuan pertamaku sama DX, dulu monikernya masih Amok, ada 1 track yg kutodong dia buat ikut ngisi 1 verse. EP kolaborasi ini 2024 sama buku satu kosong 2020. Lainnya lepasan-lepasan single gitu.
Q: Apa inspirasi bermusik kamu?
A: Kacau balau eh, aku bermusik sama Black Rawk Dog, jadi seringnya dengerin Happy Ol’ McWeasel, Uncle Bard And The Dirty Bastard, Green Day, The Cloves And The Tobacco, gitu, malah belakangan lebih banyak dengerin top40 playlist istri. Tapi aku juga termasuk dari salah satu anak yang tumbuh ditemani Marshall Mathers LP, The Eminem Show, beruntung aja sekarang banyak teman-teman yang ngasih saran dengar entah secara langsung ataupun lewat lirik mereka tentang rapper-produser keren yang harus dilacak. Kalau di rap, i came as a lyricist, murid biasa yang masuk ke sekolah dan gemar nyolong-nyolong pelajaran, aku lebih suka tenggelam di lirik-lirik, teknik penulisan, cadence, delivery. Jadi Inspirasi lebih sering dapat dari baca-baca malah. Jadi kalau dapat ajakan dari beatmaker atau produser buat ngisi breaks mereka itu senangnya bukan main.
Q: Deskripsikan musik seperti apa yang dibawakan Julian Sadam!
A: Gak bisa, biar teman-teman yang mendengarkan yang mendeskripsikan, terus kasih tahu aku. Random shit bloody rap apocalyptic mungkin haha. Bebas lah.
Q: Beri pesan yang ingin kamu sampaikan bagi orang yang nantinya membaca interview ini!
A: Pesan? Kau lah pesan albumku.

