Nalar dan dosa Sengkuni: Death Metal, Kekuasaan, dan Manipulasi Politik

stevanpontoh 19 Maret 2025

Nalar death metal asal Lamongan merilis single “Thagut”. Lagu ini terinspirasi dari kisah Sengkuni.

Sengkuni (atau Shakuni dalam Mahabharata versi asli) adalah tokoh antagonis dalam epos Mahabharata dari tradisi Hindu. Ia adalah karakter dalam mitologi dan sastra epik India yang juga dikenal di budaya pewayangan di Indonesia.

Dalam epos Mahabharata, Shakuni adalah paman dari para Kurawa dan dikenal sebagai tokoh licik dan manipulatif. Ia adalah adik dari Gandhari (ibu para Kurawa) dan sangat membenci Pandawa. Shakuni menggunakan berbagai siasat, termasuk kecurangan dalam permainan dadu, untuk menyingkirkan Pandawa dan menyebabkan perang besar di Kurukshetra.

Di budaya Jawa dan pewayangan Indonesia, tokoh ini disebut Sengkuni dan sering digambarkan sebagai penasihat raja yang penuh tipu daya dan licik. Ia adalah patih dari Hastinapura yang selalu memprovokasi para Kurawa untuk menyingkirkan Pandawa dengan cara licik. Sengkuni melambangkan politik kotor, penghasutan, dan pengkhianatan. Ia sering dijadikan simbol keburukan dalam cerita pewayangan yang mengajarkan nilai-nilai moral.

Nalar

Tokoh inilah yang menginspirasi Nalar, band death metal Indonesia yang dibentuk di akhir 2015 oleh Dedi (Vokal) dan Izzi (Drum). Band yang awalnya memainkan musik slamming death metal ini bangkit kembali sejak hiatus hampir dua tahun lamanya.

Di awal 2025 ini (tepatnya di 10 Januari kemarin) mereka merilis single berjudul “Thaghut“, menampilkan gaya bermusik yang baru serta formasi baru mereka. Style musik banyak dipengaruhi oleh band seperti The black Dahlia murder serta tema lirikal mereka cukup relevan dengan kondisi sosial politik kita di Indonesia saat ini.

Sengkuni yang digambarkan dalam artwork single mereka ini bermata satu bak Dajjal, diceritakan adalah tokoh penguasa yang licik dan sering mengadu domba rakyat, mengingatkan kita pada politik kotor, dan manipulasi kekuasaan.

Nalar

Di masa peralihan kekuasaan ini, beberapa kasus korupsi, adanya penyalahgunaan kekuasaan, hingga oknum aparat kepolisian yang tersandung kasus-kasus kriminal serta pembungkaman kebebasan berekspresi jelas tersiar dimana-mana. Single “Thaghut” seperti luapan kekecewaan terhadap fenomena-fenomena tersebut, mengaumkan dengan jelas kecaman Nalar terhadap situasi politik Indonesia saat ini.

Selain sebagai penanda kembalinya Nalar dalam skena musik metal, single yang diaransemen oleh Budi dan Izzi ini merupakan babak baru bagi Nalar dalam eksplorasi bermusik mereka yang tentu saja berbeda dari lagu-lagu mereka sebelumnya. Bila penasaran, teman-teman dapat mengakses video lirik single ini.

Saat ini personil Nalar ada lima, yakni Dedi Mdfckr (vokal), Budi Stoff (gitar), Jefri (gitar), Fajar Nurgian (bass), dan Alfiqul Izzi (drum).

Stevan Pontoh

Penulis merupakan pengarang buku The Art of Destruction dan personil Northorn. Sapa dia di instagram @@stv_chada

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait