Single “DEFORESTASI” diawali dengan rap dari Indrugz yang terasa cepat namun tetap stabil, tidak sekedar seperti orang meracap tanpa arti, artikulasi Indrugz tetap terdengar jelas sehingga pesan yang coba mereka bawakan tetap tersampaikan dengan jelas.
METALLAGI – RDG adalah projekan musik rap asal Kotamobagu, Sulawesi Utara yang beranggotakan Buyung Mamonto atau Byung (Rap/Vocal), Indrugz (Rap/Vocal), dan Indrakula (Gitar). Mereka kembali merilis rilisan baru mereka, berjudul “Deforestasi”.
Single ke dua ini sendiri dirilis tepat pada tanggal 17 Agustus 2024, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Mereka merilisnya tepat di hari kemerdekaan RI bukan tanpa alasan, bagi mereka “DEFORESTASI” adalah hadiah dari RDG untuk bangsa Indonesia, terlebih pemerintah yang melakukan pembangunan serba mendadak, penggusuran besar-besaran di IKN atau Ibu Kota Negara juga sebagian besar hutan yang ada di Indonesia.
RDG dibentuk pasca lebaran Idul Fitri 2024 lalu, mereka merilis single perdana mereka tentang perlawanan terhadap genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina berjudul “Air Mata Tanah Syuhada” tepat pada tanggal 5 Juni 2024.
Memilih nama RDG sebagai nama projek rap mereka bukan tanpa alasan, RDG dipilih karena tempat mereka membuat rekaman dari lagu-lagu mereka adalah Rumah Dinas Guru, atau bisa juga diartikan dengan Rap Distorsi Grow, sebagaimana representasi dari musik yang mereka bawakan.
Jika bertanya tentang musik yang mereka bawakan seperti apa, secara garis besar, musik mereka adalah panduan antara musik rap penuh amarah dan disatukan dengan distorsi ala musik hardcore, lalu diramu sedemikian rupa dengan influence lirikal seperti Thufail Al Ghifari, dan Pangalo, Rand Slam, Laze hingga Ghostemane. Sehingga menciptakan sebuah komposisi unik yang sangat disayangkan apabila dilewatkan begitu saja oleh para pecinta musik bawah tanah.
Tambahan keunikan juga terdapat pada vokal Byung, ada kesamaan antara vokalnya dan vokal dari Zack De La Rocha dari Rage Against The Machine yang penuh amarah dan powerfull, kemudian vokal dari Indrugz yang penuh speed juga semangat, namun tak membuat intonasi kata-katanya menjadi buyar begitu saja. Semua itu kemudian disempurnakan dengan beat yang mereka buat yang dihiasi dengan distorsi gitar yang diisi oleh Indrakula.
Tentang Single Ke Dua Berjudul Deforestasi
Dari segi judul, RDG memilih judul dengan kata penuh huruf kapital, yakni “DEFORESTASI”. Pemilihan huruf kapital tersebut seakan menegaskan bahwa isi dari lagu ini benar-benar serius dan tidak boleh dipandang sebelah mata. DEFORESTASI sendiri merupakan kata yang berarti dengan penebangan hutan dengan tujuan pembuatan perumahan, pabrik industri dan lain sebagainya.
Jika pada single pertama mereka merepresentasikan rasa amarah mereka terhadap kekejaman genosida terhadap Palestina, pada single terbaru mereka yang berjudul DEFORESTASI, Byung, Indrugz dan Indra mencoba menyuarakan kekesalan juga rasa marah terhadap kalangan atas atau para kalangan elit yang dengan mudahnya merusak tanah leluhur dengan dalih pemberdayaan sumberdaya alam.
Dari cover art single “DEFORESTASI” mereka mencoba menggambarkan keserakahan para kalangan elit yang mana lebih memilih keuntungan dan menghamba terhadap uang daripada memilih kelestarian lingkungan. Terlihat dari gambar pohon yang telah dipotong bersebelahan dengan tumpukan uang dalam wadah yang besar.
Dengan Perpaduan Hardcore dan Rap
Untuk segi musik, seperti halnya pada musik yang dibawakan di single pertama, seakan tidak ingin kehilangan ciri khas, mereka menkomposisikan beat rap oldschool yang tidak terkesan jadul, tetap terkesan modern karena tambahan instrumen gitar yang dibawakan oleh Indrakula. Satu penilaian plus dari single ke dua RDG adalah, seakan mencoba mencakup pendengar yang lebih luas, musik mereka kali ini kental akan influence dari Ghostemane.
Single “DEFORESTASI” diawali dengan rap dari Indrugz yang terasa cepat namun tetap stabil, tidak sekedar seperti orang meracap tanpa arti, artikulasi Indrugz tetap terdengar jelas sehingga pesan yang coba mereka bawakan tetap tersampaikan dengan jelas.
Kemudian estafet vokal dilanjutkan oleh vokal rap dari Byung. Tongkat estafet rap kemudian dikembalikan kepada Indrugz, lebih cepat dari pada part di awal, Indrugz kembali menunjukan skill rap-nya yang pastinya membuat teman-teman berdecak kagum dan merasa wah. Lalu jika kangen dengan suara growl Byung, part akhir dari “DEFORESTASI” ditutup dengan teriakan penuh amarah dari Byung yang seakan lebih menegaskan dari pesan yang mereka bawakan. Komposisi antara vokal rap dan growl Byung pada single DEFORESTASI sangat imbang, tidak dominan growl, tidak juga terlalu dominan rap.
Dari segi lirik yang mereka bawakan sendiri, menceritakan tentang rasa amarah mereka terhadap kelakuan para elit yang tidak pandang bulu merusak hutan dengan dalih pemberdayaan sumber daya alam, tidak pilih hutan lindung atau tanah adat, asalkan demi keuntungan yang akan mereka raup, dengan tangan sendiri para elit merusak hutan demi kepentingan dan isi kantong diri.
Mirisnya setelah mendapatkan keuntungan, seakan tidak perduli, ketika terjadi bencana alam akibat keserakahan mereka, mereka terkesan tidak perduli dan tutup mata, sehingga para penduduk lokal yang menanggung imbasnya.
Single DEFORESTASI sendiri sudah tersedia di layanan streaming musik legal seperti youtube music dan spotify. Bagi teman-teman yang penasaran dengan single ke dua RDG yang bertajuk DEFORESTASI.
Pesan Perlawanan dan Berpihak Pada Keadilan
Overall, keberhasilan mereka dalam menyuarakan kebebasan Palestina di single pertama “Air Mata Tanah Syuhada” disusul dengan komposisi ciamik pada single ke dua yang bertajuk “DEFORESTASI”.
Pesan perlawanan terhadap keserakahan para elit dan kalangan atas yang dibawakan Byung, Indrugz dan Indrakula lewat DEFORESTASI oleh RDG, wajib didengarkan para pecinta musik bawah tanah terlebih pecinta musik hardcore dan juga musik rap.
Terbaik