Domein Menandai Lahirnya Pergerakan Shoegaze di Manado Dengan Debut Self-Titled

stevanpontoh 28 Agustus 2024

Domein merenungkan dunia yang saat ini kita tinggal, karena bisa dibilang kita telah masuk dalam era distopia. Kerusakan alam dan krisis kemanusiaan di mana- mana, sementara tekanan produksi serta banjir informasi juga terjadi di mana-mana, hal ini cukup melelahkan untuk kita manusia yang lahir di era ini.

METALLAGI – Musik shoegaze di kawasan utara Sulawesi khususnya di Kota Manado sedang bertumbuh, ini ditandai dari perilisan karya musik dari band-band baru bergenre Shoegaze. Satu di antaranya yang patut disoroti adalah Domein.  Band yang beberapa waktu silam merilis Self-Titled digital mereka dalam bentuk EP. Melalui Instagram mereka, Domein yang diwakili oleh frontmen mereka Yobs bersedia untuk diwawancara oleh Metallagi.com, berikut perbincangan beliau dengan redaksi.

1. Ceritakan sedikit awal terbentuknya grup band domein?

Domein terbentuk akhir tahun 2023, waktu itu kebetulan saya (Yobs) dan jonah adalah sahabat satu gereja, kita biasanya mengikuti lomba musik tapi karena lomba tersebut diadakan setahun sekali otomatis kami memiliki waktu luang yang banyak untuk membentuk sebuah band. Jadi saya dan jonah membentuk project Domein untuk mengisi waktu luang tersebut. Sebenarnya tahun 2018 lalu saya dan Jonah memang sudah kepikiran ingin membuat project musik, tapi baru terealisasi sekarang.

2. Kenapa memilih jalur shoegaze? Dan menurut kalian mengapa akhir-akhir ini shoegaze marak? Apakah shoegaze adalah semacam alternatif di tengah gempuran musik hardcore arus baru?

Sebelum terbentuk, memang kita berdua sudah sering mendengar beberapa lagu post-shoegaze kayak Whirr dan Nothing. Dari situ kita putuskan untuk memainkan musik shoegaze. Kalau pandangan pribadi, arus shoegaze jadi alternatif dari hardcore (HC). Ada beberapa band-band shoegaze yang saya lihat awalnya mereka ada di band HC. Bahkan di scene lokal, scene HC banyak membantu kawan-kawan yang mau main shoegaze entah itu berbentuk gigs atau event musik. Jadi bisa dibilang scene HC memiliki peran penting dalam kemajuan musik shoegaze sekarang ini.

3. Apakah beberapa personil kalian juga tergabung di grup band dengan genre yang berbeda?

Ada dua kawan kita, Aldo di Headchine dan Deo di ShitFuzz

4. Apakah preferensi musik menjadi alasan utama untuk menyatukan ide? Apa ada band tertentu yang sama sama kalian biasa dengarkan di jalur shoegaze?

Yaa ada beberapa band shoegaze lokal Indo itu Enola dan Sunlotus.

domein
Sampul album EP Selt-Titled “Domein”. Sumber: Domein.

5. Influence band Domein?

Influence band domein adalah band-band seperti Enola, Sunlotus, Nothing, Whirr, Efek Rumah Kaca, Weezer, Dark Throne, Radiohead, Have A Nice Life.

6. Ceritakan sedikit tentang EP self titled yang baru-baru ini launching, bagaimana audience kalian menanggapinya?

Di EP ini saya dan Jonah ingin merefleksikan atau merenungkan dunia yang saat ini kita tinggal, karena bisa dibilang kita telah masuk dalam era distopia. Kerusakan alam dan krisis kemanusiaan di mana- mana, sementara tekanan produksi serta banjir informasi juga terjadi dimana-mana, hal ini cukup melelahkan untuk kita manusia yang lahir di era ini.

Ada beberapa tokoh yang menginspirasi ide EP ini misalnya seperti Ted Kaczinsky, Yuval Noah Harari, Marvin Heemeyer, Noam Chomsky dan Tom Nichols itu yang melandasi pembuatan EP ini. Dalam EP ini juga kita ada kolaborasi dengan Raven dalam track “Gaza”. Kita juga bersyukur teman-teman menanggapi EP ini dengan sangat baik.

7. Apa saja gear/peralatan efek yang krusial dalam proses kreatif (kalo bisa di spill), dan sound semacam apa yang teman-teman ingin kejar (bila ada)?

Efek krusial Domein yaitu reverb hahaha. Proses produksi EP ini semua memakai reverb dari mulai gitar, drum, vokal dan bass. Walaupun untuk keperluan live reverb yang kami gunakan di gitar utama yaitu merk Biyang, gitar kedua memakai reverb bawaan ampli, dan vokal reverb-nya dari mixer.

8. Memulai band atau mempertahankan band? Mana yang paling sulit menurut teman-teman?

Kalo dari kita mungkin mempertahankan band, memang bukan kewajiban tapi ada tanggung jawab untuk berkarya, dalam kata lain ada produksi yang dibuat (rekaman dengan segala proses kreatifnya), Tapi overall Domein adalah band santuy.

Itulah bincang-bincang singkat dengan band Shoegaze asal Manado, Domein. Para pembaca bisa mendengarkan EP dari Domein di Spotify.

 

Stevan Pontoh

Penulis merupakan pengarang buku The Art of Destruction dan personil Northorn. Sapa dia di instagram @@stv_chada

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait